
'' Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb mereka di pagi hari dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasaan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang hatinya yang telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan itu melewati batas. '' ( Al-Kahfi [18]:28 )
Makanan hati adalah mengingat perkara-perkara gaib. Telah ada seseorang yang menyeru , 'Hayya 'alal falah ( mari menggapai kemenangan )', dan jiwa yang benar akan menjawab seruan itu.
Para pengumbar syahwat duduk, lisan-lisan mereka menodai kehormatan , menetapi keharaman , dan menembus tirai-tirai kaum beriman. Mereka senantiasa membangun zaman mereka dan memperhias pakaian mereka.
Tatkala Orang-orang beriman bangun diatas dinginnya taufik menjawab seruan Bilal Al-'Azmi di waktu menjelang dini hari, hati mereka merasa tentram dengan mengingat Rabb Mereka, mata mereka meneteskan air mata cinta. Mereka menjual nyawa mereka, menantikan tersembelih di jalan-Nya dan murah jiwa mereka dalam pengabdian kepada-Nya.
Setiap kelelahan dalam keridhaan-Nya adalah kenyamanan , setiap begadang malam dalam rangka ibadah adalah kesenangan, dan setiap lapar yang di peruntukan bagi-Nya adalah suatu harta berharga.
Apabila engkau melihat para pengabdi dunia,mereka nampak bercahaya dengan uang dinar yang akan sirna, dan mereka saling menerkam laksana serigala-serigala yang melengking keras, maka bersabarlah dirimu.
Apabila para penghianat menyerumu dalam kegelapan malam, juga orang yang lalai menyerumu dalam kesendirian, orang yang bermalas-malasan menyerumu meninggalkan ketaatan, dan orang yang bebas menyerumu meninggalkan sholat berjamaah, maka bersabarlah dirimu.
Apabila engkau mendengar petikan irama gitar, cercaan orang yang sombong, perlawanan orang yang bertindak aniaya, dan provokasi orang-orang yang berhati goncang, maka bersabarlah dirimu.
Wahai orang-orang yang beriman! Apakah engkau pernah mendengar ada wewangian yang lebih suci daripada desah nafas orang-orang yang bertaubat? Apakah engkau pernah mendengar ada air mata yang lebih segar daripada air mata orang-orang yang bertaubat ? Apakah engkau pernah melihat ada pakaian ada yang lebih indah daripada pakaian orang-orang yang berihram ? Apakah Engkau pernah melihat ada perjalanan yang lebih suci daripada perjalanan orang-orang yang sedang thawaf?
Wahai orang islam ! Apakah engkau tak bisa tidur karena pengaruh dari dua rakaat shalat dan karena kedua mata yang berlinangan air mata. Ketahuilah, hidup bahwa hidup tanpa di sertai rukuk akan hancur, dan umur tanpa di sertai linangan air mata taubat pasti akan binasa.
Rasul Kita Shalullahu alaihi wasallam pernah menyendiri di dalam gua, maka memancarlah cahaya kepada beliau. Datanglah berita gembira kenabian yang menghembus di waktu menjelang shubuh laksana harumnya wewangian. Terbelahlah kesunyian alam dan keheningan itu membawa hembusan taufik dari rumah kerumah. Makkah terbangun oleh kelembutan ujung risalah apabila telah menyembul. Di dalam telapak tangan anak yatim ini berkobarlah berbagai penaklukan sejak dari Thursina. Di dalam tetesan air mata akidah yang hangat inilah para penguasa dan orang-orang congkak terus menentang. Pada roman wajah anak yatim inilah terpancar sebuah janji yang nantinya akan mampu di baca oleh para pengikutnya yang senantiasa membaca Al Qur'an dan bertaubat.
Maka tumbuh dan berkembanglah anak yatim ini dan berkilauanlah keadaannya di pedalaman Bani Sa'd. Dan terdengar sebuah lantunan kalimat yang Pasti :

- demi bintang ketika terbenam.
- kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
- dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
- ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya).”(an-Najm: 1-4)
Bersinarlah mataharinya, dan tidak semua bumi merasa bahagia dengan kehadirannya, maka belahan bumi ini pasti akan celaka; dan semua mata mampu melihatnya maka inilah mata yang buta. Hal itu karena Allah memberi petunjuk dengan perantara Rasul-Nya kepada orang yang dia kehendaki dan menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya pula.
Di Tulis : Ahmad Yani
Di Kutip : Dari Buku Jembatan Cinta
Sumber : http://wp.me/p7mRlM-5g
Komentar
Belum ada komentar. Tulis yang pertama !!!
Komentar Baru